Hukum dan Abortus

Penulis: Tina Asmarawati

Telah dibaca oleh 1 pemustaka, dengan total durasi baca 00:56:46

Abortus merupakan gejala yang sejak zaman dahulu kala dikenal pada seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Bila seorang wanita hamil tanpa diinginkannya, akibat hamil diluar nikah, alasan faktor ekonomi, akibat perselingkuhan atau pun anaknya sudah terlalu banyak, maka ia akan melakukan segala macam usaha untuk menggugurkan kandungannya. Sejak zaman dahulu sudah dikenal cara-cara tradisional untuk menggugurkan kandungan, seperti minum jamu-jamu, melakukan pijat, memasukkan segala macam benda dalam kandungan dan sebagainya. Setiap tahun sejak terjadinya krisis moneter, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Sementara itu, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun. Sex bebas sangatlah berbahaya, selain dapat menimbulkan banyak penyakit seperti HIV, Raja Singa, dan lain-lain, tentu yang paling berbahaya adalah kerusakan atau rusaknya moral remaja kita serta menimbulkan dampak buruk yang berbahaya yaitu aborsi. Pada umumnya setiap negara mempunyai Undang-undang yang melarang abortus. Akan tetapi hal ini sifatnya tidak mutlak. Abortus provocatus dapat dibenarkan sebagai tindakan pengobatan, bila merupakan jalan satu satunya untuk menolong jiwa ibu dari ancaman kematian (abortus provocatus therapeuticus). Indikasi medik ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, karena pengaruh perkembangan zaman ada beberapa macam penyakit yang saat ini tidak lagi mempengaruhi keselamatan ibu antara lain, tuberkulosis, hypertensi dsb. Di sisi lain ada yang membenarkan indikasi sosial, humaniter, genetika seperti di Swiss, Swedia, yang menjadi bahan pertimbangan adalah demi keselamatan anak, baik ditinjau dari segi jasmani, maupun rohani. Di dalam masyarakat di Indonesia abortus dilarang atau dipersulit oleh Undang-Undang, wanita yang bersangkutan akan minta bantuan dukun atau orang lain yang tidak kompeten, yang dapat menimbulkan komplikasi, seperti infeksi, perdarahan yang hebat, kemandulan atau kematian wanita yang bersangkutan.